STRES DALAM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Kepemimpinan Pendidikan
Yang dibina oleh Bapak Drs. H. Kusmintardjo, M.Pd
dan Bapak Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd.
Oleh:
AfifaLailatul K. (130131613843)
Muh.
BadrunAlwafi (130131600359)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Januari 2015
KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah swt.yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini adalah salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan.
Makalah
ini dapat selesai dengan baik karena adanya bantuan dari pihak pembimbing
yang membantu melalui bimbingan, dukungan, motivasi, dan doa, karena itu saya
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. H. Kusmintardjo, M.Pd dan Bapak Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing
sekaligus dosen matakuliah Kepemimpinan Pendidikan.
2. Dan kepada semua pihak yang membantu proses
penyusunan makalah ini sehingga selesai dengan baik.
Kami menyadari
akan adanya kekurangan di dalam
penyusunan makalah ini, namun kami berharap kiranya penulisan makalah
ini dapat diambil manfaatnya.
Oleh karena itu kami menerima dengan lapang dada atas saran dan kritikan yang
bersifat membangun. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Malang, 20 Januari 2015
i
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah................................................................................................ 2
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Stres....................................................................................................... 3
2.2 Gejala
Stres.......................................................................................................... 4
2.3 Faktor-faktor
Penyebab Stres.............................................................................. 4
2.4 Cara
Mengendalikan Stres Dalam Kepemimpinan Pendidikan........................... 5
2.5 Contoh
Empiris Stres Dalam Kepemimpinan Pendidikan................................... 7
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 10
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................... 11
ii
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan bagian penting
dari manajemen yaitu merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utama
kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi manajer yang
lemah apabila perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke arah
yang salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka tidak
berjalan kearah pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan berkaitan dengan
proses yang mempengaruhi orang sehingga mereka mencapai sasaran dalam keadaan
tertentu. Kepemimpinan telah digambarkan sebagai penyelesaian pekerjaan melalui
orang atau kelompok dan kinerja manajer akan tergantung pada kemampuannya
sebagai manajer. Hal ini berarti mampu mempengaruhi terhadap orang atau
kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan dan ditetapkan bersama.
Tugas
adalah kewajiban untuk melaksanakan dan wewenang adalah hak untuk bertindak..
Wewenang seorang pemimpin adalah hak untuk menggerakkan orang atau bawahannya
supaya suka mengikutinya atau menjalankan tugas yang diperintah kepadanya.
Kepengikutan timbul karena pemimpin mempunyai abhiga mika yaitu
dapat menarik simpati dari orang lain, pradaya yaitu
selalu bertindak bijaksana,; atma sampat yaitu bermoral dan
berbudi pekerti yang luhur, Sakyasanmata, yaitu selalu
bertindak teliti dan cermat.
Kepemimpinan
merupakan salah satu kunci utama yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan
efektivitas kerja dalam organisasi perusahaan. apabila pemimpin tidak dapat
menjalankan dan mengkoordinir semua sumber daya yang ada di perusahaan maka
akan menimbulkan masalah besar, karena dapat mengakibatkan sasaran yang telah
ada ditetapkan perusahaan sulit untuk dicapai.
Masalah
masalah yang dihadapi dapat menimbulkan stress pada pemimpin. Dikatakan stress
jika pemimpin tidak mampu menjalankan dan mengambil suatu keputusan dari
masalah yang dihadapi. Oleh karena itu harus ada suatu solusi yang dapat
mengatasai masalah ster kepemimpinan ini.
1
|
1.
2
|
1. Apa
yang dimaksud stress?
2. Apa
saja gejala-gejala terjadinya stes?
3. Apa
saja faktor penyebab stres ?
4. Bagaimana
dampak dan reaksi stres ?
5. Bagaimana
cara mengendalikan stres dalam Kepemimpinan Pendidikan ?
6.
Bagaimana contoh empiris stress
dalam kepemimpinan pendidikan?
2.
Tujuan
1. Mengetahui
dan memehami definisi stres.
2. Mengetahui
dan memehami faktor penyebab stres.
3. Mengetahui
dan memehami dampak dan reaksi stres.
4.
Mengetahui dan memahami cara
mengendalikan stres dalam Kepemimpinan Pendidikan
5.
Mengetahui dan memahami contoh
empiris stres dalam kepemimpinan pendidikan?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.6 Definisi Stres
Masalah stres dalam organisasi
menjadi gejala yang penting sejak mulai timbulnya tuntutan efisiensi dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan. Menurut Davis (1996:195) stres merupakan kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.
Sedangkan menurut Robbins (2003:376) stres menunjukkan suatu kondisi dinamika
yang di dalamnya seorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang,
kendala, atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang diinginkan dan yang
hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting.
Siagian (2007:300) menyatakan bahwa
stres merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan
pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres yang tidak diatasi dengan baik
biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang untuk berinteraksi secara
positif dengan lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun
lingkungan luar lainnya. Hal ini berarti karyawan yang bersangkutan akan
menghadapi berbagai gejala negatif yang akhirnya akan berpengaruh terhadap
prestasi kerja karyawan.
Menurut Cary
Cooper dan Alison Straw (dalam https://shandy07.files.wordpress.com), orang
yang sedang stres akan mengalami gejala-gejala sebagai berikut:
a. Fisik,
yaitu nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab, merasa
panas, dan otot tegang.
b. Perilaku,
yaitu merasa bingung, cemas dan sedih, marah-marah, mudah salah paham, tidak
berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, serta gelisah.
c. Intelektual,
yaitu mudah lupa, pikiran kacau, mudah lupa, sulit konsentrasi, suka melamun,
dll.
d. Interpersonal,
yaitu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang lain menurun,
ingkar janji, dan berbohong.
3
|
4
|
Gejala
merupakan penampakan diri suatu sikap atau perasaan. Penampakan rasa senang
bisa dalam bentuk tertawa, ceria, dan girang. Penampilan rasa tidak senang bisa
dalam bentuk diam, murung, marah, dan lain-lain atau dapat juga dikatakan
indikasi atau tanda-tanda dalam berbagai bentuk dari sesuatu yang abstrak. Menurut Seyle dalam Gitosudarmo (2000:51) ada 3 (tiga) tingkatan
yang berbeda atau gejala dalam stres yaitu alarm (alarm), perlawana (resistance),
dan peredaan (exhaustion). Pada tahap peringatan dini (alarm) ini merupakan
awal reaksi tubuh terhadap adanya suatu tekanan atau stres. Reaksi awal pada umumnya
terjadi dalam bentuk suatu pesan biokimia yang ditandai dengan gejala seperti
otot menegang, tekanan darah meningkat, denyut jantung meningkat, danlain
sebagainya. Pada tahap perlawanan (resistance) ini ditandai dengan adanya gejala
ketegangan, kegelisahan, kelesuan, dan lain sebagainya yang menandakan individu
itu sedang melakukan perlawanan terhadap stres. Sedangkan pada tahap peredaan
(exhaustion) ini ditandai dengan runtuhnya tingkat perlawanan. Pada tahap ini
akan muncul berbagai macam penyakit seperti: tekanan darah tinggi, penyakit
jantung koroner, penyakit gula darah, dan sebagainya.
2.3
Faktor Penyebab Stres
Stressor
adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya
respon stres. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi
fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah,
dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya. Istilah stressor diperkenalkan
pertama kali oleh Selye (dalam Rice, 2002). Menurut Lazarus & Folkman
(1986) stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik (seperti polusi udara) dan
dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial (seperti interaksi sosial).
Pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik
yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor. Dalam setiap lembaga,
instansi, ataupun lingkungan pekerjaan pasti ada saja faktor-faktor yang
menyebabkan seseorang mengalami stress, berikut ini beberapa kondisi kerja yang
sering menyebabkan stres secara umum:
a. Beban
kerja yang terlalu berat,
b. Tekanan
atau desakan waktu,
c. Supervisi
berlebihan,
d. Umpan
balik tidak memahami,
e. Konflik
pribadi antar anggota kelompok,
f.
5
|
g. Hukuman
dan penghargaan yang tidak memadai,
h. Gambaran
masa depan yang mengkhawatirkan
Selain itu, stres juga
dapat berasal dari faktor lingkungan sekitar, organisasional, dan dari dalam
individu itu sendiri sebagai berikut:
a. Ketidakpastian
lingkungan internal maupun eksternal, berupa bidang ekonomi, politik,
kekuasaan, dan perkembangan teknologi.
b. Faktor
organisasional, seperti tuntutan tugas atau pekerjaan, peranan, struktur
organisasi, serta kepemimpinan.
c. Faktor
dalam diri individu, seperti masalah keluarga, kemiskinan, perceraian,
perbedaan persepsi, serta ada tidaknya dukungan sosial.
2.4 Cara Mengendalikan Stres dalam
Kepemimpinan Pendidikan
Cara terbaik
untuk mengendalikan stres adalah dengan mengetahui penyebab-penyebabnya dan
berusaha untuk menghilangkannya, misalnya memindahkan pegawai untuk penyegaran
bila yang bersangkutan telah merasa jenuh dengan pekerjaannya sehingga
menimbulkan stres berat.Hal tersebut bisa juga dilakukan dengan menyediakan
lingkungan kerja yang baru, atau dengan latihan dan pengembangan karir.
Gitosudarmo
(dalam Mulyasa, 2012: 279) mengemukakan cara penanggulangan stres secara
individual dan organisasi sebagai berikut:
a. Secara
Individual:
1. Meningkatkan
keimanan
2. Meditasi
dan pernapasan
3. Olahraga
4. Relaksasi
5. Dukungan
sosial dari keluarga dan teman-teman
6. Menghindari
kebiasaan rutin yang membosankan
7. Terapi
b. Secara
Organisasi:
1. Memperbaiki
iklim organisasi
2. Memperbaiki
lingkungan fisik
3.
6
|
4. Melakukan
analisis dan kejelasan tugas
5. Meningkatkan
partisipasi dalam pengambilan keputusan
6. Memperkaya
desain tugas
7. Mengurangi
konflik dan meklarifikasi peran organisasional
8. Rencana
dan pengembangan jalur karir dan menyediakan konseling.
Stres dapat bersifat positif, memberikan
motivasi, memberikan rangsangan, membangkitkan gairah, dan meningkatkan
pencapaian tujuan.Berbagai hasil penelitian menemukan bawa stres pada tingkat
bawah sampai moderat menunjukkan bahwa pekerja termotivasi untuk menungkatkan
kinerjanya, sehingga stres pada tingkat tertentu dapat menjadi stimulus atau
dorongan untuk berprestasi.
Sebagai Seorang kepala sekolah harus
melatih diri dalam 3 hal, yakni mengelola waktu, mengembangkan energi, dan
memecahkan masalah. Berikut penjelasannya:
a. Mengelola
Waktu
Kepala sekolah harus berlatih dan
membiasakan diri untuk menghargai waktu, karena sering terjadi banyak waktu
tersita hanya untuk beberapa kegiatan tertentu. Waktu bagi kepala sekolah itu
jarang dipakai untuk dirinya sendiri, ia harus mampu berbagi waktu dengan para
peserta didik, tenaga pendidik, orang tua peserta didik, tokoh masyarakat,
dinas pendidikan, organisasi profesi, dan lembaga swadaya masyarakat, bahkan
mungkin tamu tak diundang yang sering datang ke sekolah. Sebagai kepala sekolah
yang professional, harus berlatih dan dapat membiasakan diri mengelola waktu
sedemikian rupa, agar seluruh tugas dapat diselesaikan secara proporsional,
tepat waktu, dan tepat sasaran.Disiplinkan diri untuk istirahat teratur, dan
bersantailah dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan.
b. Mengembangkan
Energi
Kepala sekolah juga sering terpilih
menjadi pegurus organisasi kemasyarakatan, yang harus mencurahkan energi untuk
memenuhi berbagai macam harapan, misalnya memberikan smabutan, mencari
pemecahan masalah, merancang penelitian, bahkan melakukan ceramah
keagamaan.Dalam hal ini, kepala sekolah professional harus mengembangkan energi
yang positif untuk menumbuhkan kreativitas diri, stabilitas emosi, dan keajegan
spiritual.
c. Memecahkan
Masalah
7
|
2.5
Contoh Empiris Stress Dalam Kepemimpinan Pendidikan
Kami
mewawancarai Ibu Murtiyah, S.Pd, M.M, Kepala Sekolah dari SDN Kotalama 4 Malang
yang beralamat di Jl. Muharto no. 5 Malang. Permasalahan di sekolah yang
menyebabkan stres adalah kebanyakan dari kedatangan dan ketepatan waktu guru
dan tenaga administrasi sekolah yang masih sering sekali tidak ontime. Sehingga ibu kepala sekolah
seringkali merasa stres terhadap kelakuan para guru dan tenaga admisitrasi
tersebut. Dari hal ini kepala sekolah berkali-kali memperingatkan agar datang
ke sekolah tepat waktu, kemudian menanyakan alasan mengapa sampai datang
terlambat ke sekolah. Selain itu kepala sekolah SDN Kotalama 4 ini juga sudah
merapkan teknologi Fingerprint agar
tidak ada guru maupun tenaga administrasi yang curang dalam presensi kehadiran
dan ketepatan waktu. Selain permasalahan ketidaktepatan waktu di atas, penjaga
sekolah SDN Kotalama 4 juga tidak menjalankan tugasnya sebagai penjaga sekolah
dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah, kepala sekolah hanya mengingatkan
saja tanpa ada sanksi yang diberikan.
Ibu Murtiyah,
S.Pd, M.M mempunyai cara sendiri untuk mengendalikan stresnya, apabila ada
bawahan yang melanggar aturan, beliau langsung mengingatkan secara tegas pada
bawahan yang melanggar agar tidak mengulangi kesalahannya, kemudian beliau juga
mengklarifikasi agar tidak terjadi salah paham antara guru dengan kepala
sekolah. Selain itu beliau juga mengingatkan kembali pada saat rapat, agar guru
dan tenaga admisitrasi benar-benar mematuhi peraturan yang telah dibuat dan
diterapkan, selain itu guru adalah contoh bagi peserta didiknya.
8
|
SDN Kotalama 4
sudah menggunakan Kurikulum 2013, baik guru maupun kepala sekolah harus
berperan aktif dalam hal ini, karena seperti yang diketahui, K13 termasuk
sedikit rumit dalam proses penilaian maupun pembelajarannya. Banyak dari guru
maupun tenaga administrasi yang menyampaikan keluhannya mengenai K13 yang
sedikit rumit, selain itu guru juga mengeluh soal siswanya yang belum mampu
menguasai materi dengan baik. Seperti siswa kelas 1 yang hingga smester genap
ini belum mampu membaca dengan baik, kendala ini juga didapatkan dari orangtua
murid, kebanyakan orangtua murid tidak bisa membaca maupun menulis dengan baik,
hal ini juga mempengaruhi proses belajar anak, mereka hanya belajar membaca di
sekolah saja sedangkan di rumah tidak ada yang mampu mengajari mereka membaca,
sehingga guru-guru sedikit mengalami kesulitan dalam mengajari peserta didik
yang masih belum bisa membaca dengan baik. Pihak tenaga administrasi banyak
yang mengeluhkan mengenai IT yang belum mampu dikuasai karena mereka banyak
yang sudah berumur dan merasa kesulitan saat mempelajari IT yang memang sangat
rumit saat baru mengenalnya. Dari sini guru maupun tenaga admistrasi kehilangan
semangatnya untuk belajar mengenai IT, sehingga mereka masih menggunakan cara
manual untuk merekap nilai dari peserta didik.
Stres tidak
hanya menghampiri kepala sekolah, guru, maupun tenaga administrasi saja tetapi
juga pada peserta didik, terutama yang akan menghadapi ujian kelulusan.
Biasanya pihak sekolah menghibur dengan cara memberikan permainan berupa outbond yang menguji ketangkasan,
kemudian menambah jam olahraga, karena murid di sekolah ini sangat menyukai
olahraga. Selain stres murid akan ujian kelulusan, stres juga dapat menghampiri
siswa yang baru masuk sekolah dasar. Biasanya masalah yang dihadapi adalah
peserta didik belum berani sendiri, sehingga orangtua masih menemani peserta
didik saat berada di ruang kelas.Stres yang dihadapi guru saat anak baru masuk
sekolah dasar adalah peserta didik belum mampu mempelajari materi dengan baik
dan cepat, sehingga guru sedikit kesulitan.
9
|
Baik kepala
sekolah maupun guru saling membantu untukmenciptakan lingkungan sekolah yang
ramah kepada siapapun, baik sesama guru maupun pada peserta didik dan
orangtua.Melatih kesabaran guru agar tidak terlalu mudah terpancing emosi saat
peserta didik mulai tidak bisa diatur, kemudian memberikan fasilitas yang
menunjang prose belajar murid dan menunjang semua pekerjaan guru. Kepala
sekolah juga memberikan penghargaan pada guru maupun siswa yang berprestasi
sebagai bentuk menghargai satu sama lain. Di SDN Kotalama 4 juga menerapkan
sikap saling menghormati, menghargai, serta tolong menolong satu sama lain,
belajar terbuka dan saling menerima pendapat satu sama lain. Hal itu dilakukan
agar tercipta lingkungan kerja yang nyaman dan harmonis, peserta didik tidak
merasa terbebani akan ketentraman lingkungan sekolahnya dan dapat mendapatkan
ilmu dengan baik.
BAB
III
PENUTUP
3.1 kesimulan
Dari beberapa
uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa stres merupakan suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang
dimana ia terpaksa memberikan tanggapan melebihi kemampuan penyesuaian dirinya
terhadap suatu tuntutan eksternal (lingkungan). Stres yang terlalu besar dapat
mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya. Sebagai hasilnya,
pada diri para pemimpin dalam dunia pendidikan berkembang berbagai macam gejala
stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Sehingga hasil akhir yang
seharusnya dicapai. Oleh karena itu para pemimpin dalam dunia pendidika harus
cerdik dalam memilih cara-cara atau teknik-teknik khusus yang cocok untuk
diterapkan dalam untuk memanajemen stress dalam dirinya
10
|
DAFTAR
RUJUKAN
http://eprints.uny.ac.id/9184/1/BAB%20I.pdf
Shandy
Eksani Putra https://shandy07.files.wordpress.com/2010/12/kedisiplinan-stres-dan-kepuasan-kerja.pdf
https%3A%2F%2Fliadwikristanti.files.wordpress.com%2F2013%2F04%2Fstress-kerja.doc&ei=l3jPVM6sIcHc8AWSvoGgCg&usg=AFQjCNGwYJprGzweydXWzb-uptVl9d5izQ&sig2=C-ccyMpBam_Ju50k-zGKfA&bvm=bv.85076809,d.dGc
11
|
luar biasa
BalasHapus