PENGATURAN
DROP OUT DAN MUTASI PESERTA DIDIK
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Perbaikan Ujian Tengah Semester
Matakuliah Manajemen Peserta Didik yang dibina oleh
Bapak R. Bambang Sumarsono, M.Pd
oleh
Muh. Badrun Alwafi
(130131600359)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Desember
2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan karunia dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang “PENGATURAN DROP OUT DAN MUTASI PESERTA DIDIK ini.
Penulis
juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak R. Bambang Sumarsono, M.Pd selaku
dosen pembimbing matakuliah Manajemen
Peserta didik yang senantiasa menemani kami belajar menajeman peserta didik dan
member kesempatan penulis memperbaiki hasil Ujian Tengah Semesternya dan
teman-teman yang tidak pernah bosan menemani dan bertukar pikiran, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah sederhana ini.
Tak ada gading yang tak
retak, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Malang,
Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 1
1.3 Tujuan
Penulisan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Drop Out Peserta Didik dan Sebab-sebab
Drop Out Peserta
Didik.......................................................................... 3
2.2 Pengertian Mutasi Peserta
Didik dan Sebab-Sebab
Mutasi Peserta Didik.............................................................................. 4
2.3 Macam-macam Mutasi............................................................................ 8
2.4 Teknik Pencegahan Mutasi.................................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 11
3.2 Saran........................................................................................................ 11
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................ 12
|
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di
dalam pembelajaran manajemen pendidikan tidak pernah terlepas dari peliputan sekolah yang meliputi berbagai
rancangan siswa dan semua aktifitas siswa
di sekolah dari penerimaan siswa hingga aturan-aturan perencanaan sekolah yang sudah di
sekepakati oleh Diknas. Salah satu peliputan sekolah yang meliputi siswa adalah pengaturan untuk siswa
yang mutasi dan Drop out (DO). Dimana
menurut pendapat banyak orang bahwa cara ini merupakan pemborosan biaya sekolah
yang sudah di bayarkan ,malah siswanya tidak dapat belajar karena di drop out . Di dunia
pendidikan banyak sekali hal-hal yang berhubungan dengan peserta didik, mulai
dari bagaimana cara penerimaan peserta didik hingga masalah yang menyangkut
tentang drop out dan mutasi pada peserta didik. Drop out maupun mutasi adalah masalah
yang mampu menyebabkan pihak sekolah mengalami kesulitan karena tidak mudah
untuk mengatur dan menangani peserta didik yang drop out maupun mutasi.
Peserta didik yang drop out dan
mutasi harus ditangani dengan baik, karena masalah tersebut berakibat buruk
jika pihak sekolah tidak mampu menanganinya dengan baik. Banyak sebab yang
mampu menyababkan peserta didik harus mengalami drop out maupun mutasi,
sebab-sebab tersebut akan kami sajikan
di makalah ini, serta bagaimana
teknik pencegahan dari mutasi peserta didik dan tidak lupa juga macam-macam
mutasi peserta didik.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari drop out peserta didik dan sebab-sebab drop
out peserta didik?
2.
Apa
pengertian dari mutasi peserta didik dan sebab-sebab mutasi peserta didik?
3.
Apa saja
macam-macam mutasi peserta didik?
4.
Bagaimana
teknik pencegahan, pengurangan, dan
pemecahan masalah mutasi peserta didik?
|
|
1.
Untuk
mengetahui serta memahami pengertian dari
drop out peserta didik dan sebab-sebab drop out peserta
didik.
2.
Untuk mengetahui
serta memahami pengertian dari
pengertian dari mutasi peserta didik dan sebab-sebab mutasi peserta
didik.
3.
Untuk mengetahui
serta memahami pengertian dari saja
macam-macam mutasi peserta didik.
4.
Untuk mengetahui
serta memahami pengertian dari teknik
pencegahan, pengurangan, dan pemecahan masalah mutasi peserta didik.
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Drop Out Peserta
Didik dan Sebab-sebab Drop Out Peserta Didik
Menurut Imron (2012:159) drop out adalah keluar dari
sekolah sebelum waktunya, atau sebelum lulus. Pencegahan drop out
harus dilaksanakan karena dapat menyebabkan pemborosan selain itu menunjukkan
bahwa produktivitas pendidikannya rendah. Untuk mencegah terjadinya drop
out maka perlu kerjasama antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat
agar dapat menekan terjadinya drop out agar tidak
mengakibatkan hal yang negatif pada peserta didik.
Peserta didik yang drop out atau
tidak menyelesaikan pendidikannya dalam suatu lembaga pendidikan tertentu
disebabkan oleh banyak faktor.
Faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik
yang drop out ini antara lain akan dijelaskan sebagai berikut.
Menurut Imron (2012:159) yaitu:
A. Ketidakmampuan
mengikuti pelajaran menjadi penyebab peserta didik merasa berat untuk
menyelesaikan pendidikannya. Oleh sebab itu, mereka ini perlu mendapatkan
perlakuan khusus yang berbeda dengan peserta didik kebanyakan.
B. Peserta
didik yang tidak memiliki biaya sekolah. Hal ini banyak terjadi di
daerah-daerah pedesaan dan kantong-kantong kemiskinan. Padahal semakin tinggi
tingkatan dan jenjang pendidikan yang akan ditempuh oleh peserta didik, semakin
banyak pula biaya pendidikan yang harus dikeluarkan.
C. Sakit parah.
Peserta didik yang mengalami sakit parah tidak dapat masuk sekolah sampai
dengan batas waktu yang ditentukan. Hal ini menyebabkan peserta didik tertinggal
jauh pelajaran di sekolah sehingga peserta didik lebih memilih tidak
melanjutkan sekolah.
D. Anak-anak
terpaksa bekerja. Pada negara-negara berkembang jumlah pekerja anak sangat
banyak. Anak-anak ini tidak jarang bekerja pada sektor formal yang terikat oleh
waktu dan peraturan di perusahaan tersebut. Oleh karena itu, lambat laun ia
tidak dapat melanjutkan sekolahnya karena harus bekerja.
E.
|
F.
|
G. Peserta
didik itu sendiri yang ingin drop out dan tidak mau sekolah.
Pada peserta didik demikian, memang tidak dapat dipaksa untuk sekolah termasuk
orang tuanya sendiri.
H. Kasus pidana
dengan kekuatan hukum yang sudah pasti. Pidana yang dialami oleh peserta didik
untuk beberapa tahun, bisa menjadikan yang bersangkutan akan drop out dari
sekolah.
I.
Sekolah dianggap tidak menarik bagi
peserta didik. Mereka memandang lebih baik tidak sekolah saja.
Kasus-kasus drop
out demikian, memang tidak selamanya dapat dipecahkan. Dalam
pengertian, ada beberapa kasus peserta didik drop out yang
dapat dicegah dan yang tak dapat dicegah. Pada peserta didik drop
out karena alasannya biaya, masih dapat dicarikan jalan keluarnya
dengan memberikan beasiswa, mencarikan orang tua asuh dan sebagainya. Sedangkan
kasus peserta didik drop out karena yang bersangkutan tidak
mau lagi bersekolah, sangat sulit pemecahannya. Oleh karena itu, amanat wajib
belajar, dengan memberikan sanksi bagi orang tua yang anak-anaknya tidak
sekolah, bisa dijadikan sebagai sarana untuk menekan angka drop out.
2.2 Pengertian Mutasi Peserta Didik dan Sebab-Sebab Mutasi Peserta Didik
“Mutasi
adalah perpindahan peserta didik dari kelas yang satu ke kelas lain yang
sejajar, dan atau dari sekolah satu ke sekolah lain yang sejajar” (Imron,
2012:152). Sedangakan menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang
(1989:118) mutasi adalah “Perpindahan siswa bisa juga disebut istilah mutasi
siswa. Perpindahan siswa mempunyai dua pengertian yaitu: perpindahan siswa dari
suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis dan perpindahan siswa dari suatu
jenis program ke jenis program yang lain”. Perpindahan jenis ini pada
hakikatnya ialah perpindahan wilayah atau tempat. Jenis sekolah, tingkat/kelas
dan jurusan atau program studi di sekolah baru sama dengan jenis sekolah,
kelas, dan jurusan pada sekolah asalnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mutasi
adalah perpindahan peserta didik baik antar sekolah yang sejajar maupun antar
kelas atau jurusan yang sejajar.
|
Menurut Maymunah (2013)
Ada banyak penyebab peserta didik mutasi. Adapun faktor penyebabnya bisa juga
bersumber dari peserta didik sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan teman sebaya.
A. Yang
bersumber dari peserta didik sendiri adalah:
1.
Yang bersangkutan tidak kuat
mengikuti pelajaran di sekolah tersebut,
2.
Tidak suka dengan sekolah tersebut,
atau merasa tidak cocok,
3.
Malas,
4.
Ketinggalan dalam pelajaran,
5.
Bosan dengan sekolahnya.
B. Yang
bersumber dari lingkungan keluarga adalah:
1. Mengikuti
orang tua pindah kerja,
2. Dititipkan
oleh orang tuanya di tempat nenek atau kakeknya, karena ditinggal tugas belajar ke luar negeri,
3. Mengikuti
orang tua yang sedang tugas belajar,
4. Disuruh
oleh orang tuanya pindah,
5. Orang
tua merasa keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan di sekolah tersebut,
6. Mengikuti
orang tua pindah rumah,
7. Mengikuti
orang tua transmigrasI.
.
|
1.
Lingkungan sekolah yang
tidak menarik,
2.
Fasilitas sekolah yang
tidak lengkap,
3.
Guru di sekolah
tersebut sering kosong,
4.
Adanya
kebijakan-kebijakan sekolah yang dirasakan berat oleh peserta didik.
5.
Sulitnya sekolah
tersebut dijangkau, termasuk oleh transportasi yang ada,
6.
Sekolah tersebut
dibubarkan, karena alasan-alasan, seperti kekurangan murid,
7.
Sekolah tersebut
dirasakan peserta didik tidak bonafid atau tidak sesuai, seperti rendahnya angka
kelulusan setiap tahun.
D.
Yang bersumber dari
lingkungan teman sebaya, adalah :
1.
Bertengkar dengan teman,
2.
Merasa diancam oleh
teman,
3.
Tidak cocok dengan teman,
4.
Merasa terlalu tua
sendiri dibandingkan dengan teman-teman sebayanya,
5.
Semua teman yang ada di
sekolah tersebut, berlainan jenis dengan dirinya, sehingga merasa sendirian,
6.
Semua teman yang ada di
sekolah tersebut berlainan strata dengan dirinya.
Menurut Imron (2012:154) sebab-sebab dari mutasi peserta didik yaitu:
A. Sebab bersumber
dari peserta diri sendiri adalah:
1.
Yang bersangkutan tidak kuat
mengikuti pelajaran di sekolah tersebut,
2.
Tidak suka dengan sekolah tersebut,
atau merasa tidak cocok,
3.
Malas,
4.
Ketinggalan dalam pelajaran,
5.
Bosan dengan sekolahnya.
B. Sebab
bersumber dari lingkungan keluarga adalah:
1.
Mengikuti orang tua pindah kerja,
2.
Dititipkan oleh orang tuanya di
tempat nenek atau kakeknya, karena ditinggal tugas belajar ke luar negeri,
3.
Mengikuti orang tua yang sedang
tugas belajar,
4.
Orang tua meminta pindah,
5.
Orang tua merasa keberatan dengan
biaya yang harus dikeluarkan di sekolah tersebut,
6.
|
7.
Mengikuti orang tua transmigrasi.
C. Sebab bersumber
dari lingkungan sekolah adalah:
1.
Lingkungan sekolah yang tidak
menarik.
2.
Fasilitas sekolah yang tidak
lengkap.
3.
Guru sering tidak masuk.
4.
Kebijakan-kebijakan sekolah yang
dirasakan berat oleh peserta didik.
5.
Jarak sekolah yang jauh dan sulit
dijangkau.
6.
Sekolah dibubarkan.
7.
Sekolah dianggap tidak bermutu yang
diidentifikasi dengan rendahnya angka kelulusan setiap tahun.
D. Sebab bersumber
dari lingkungan teman sebaya yaitu:
1.
Bertengkar dengan teman.
2.
Diancam oleh teman.
3.
Tidak cocok dengan teman.
4.
Usia peserta didik lebih tua
dibanding teman sebayanya.
5.
Peserta didik merasa rendah diri.
E. Sebab bersumber
dari lain-lain adalah:
1.
Sekolah tersebut sering dilanda
banjir.
2.
Terjadi peperangan sehingga tidak
memungkinkan adanya aktifitas mengajar.
3.
Adanya bencana alam di wilayah atau
daerah tempat sekolah tersebut berada.
4.
Sekolah tersebut tiba-tiba ambruk
karena sudah terlalu tua.
Mutasi perlu dicegah, agar terdapat
kesinambungan pengetahuan peserta didik yang diterima sebelumnya dengan
kelanjutannya. Oleh karena itu, ijin mutasi hendaknya diberikan jika disertai
dengan alasan yang dapat diterima dan sangat baik bagi perkembangan peserta
didik itu sendiri.
|
Menurut
Imron (2012:153) Mutasi atau perpindahan peserta didik dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
A. Mutasi
Intern, adalah mutasi yang dilakukan oleh peserta didik dalam data sekolah.
Umumnya, peserta didik demikian hanyalah pindah kelas yang tingkatannya
sejajar. Mutasi intern ini, dilakukan oleh peserta didik yang sama jurusannya
atau yang berbeda jurusannya. Contoh: di suatu sekolah menengah atas ada tiga
tingkatan yaitu tingkat satu, dua dan tiga. Pada tingkat dua dibagi lagi
menjadi tingkat 2A dan 2B. Tingkat 2A sendiri ada beberapa program yaitu A1,
A2, A3, dan A4. Jumlah A1 ada 3 kelas yaitu A1A, A1B, dan A1C. jika peserta
didik mutasi dari satu tempat ke tempat lain dalam satu tingkatan di wilayah
sekolah ini disebut mutasi intern. Katakanlah, bahwa siswa tersebut sebelumnya
berada di program A1A ke A1B atau ke A1C. Bahkan tidak jarang, peserta didik
juga dapat mutasi (selama masih baru pemilihan program) dari A1A ke A2A.
B. Mutasi
Ekstern, adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain
dalam satu jenis, dan satu tingkatan. Meskipun ada juga peserta didik yang
pindah ke sekolah lain dengan jenis sekolah yang berlainan. Pada
sekolah-sekolah negeri, hal demikian menjadi persoalan. Namun tidak demikian
pada sekolah swasta, terutama yang kekurangan peserta didik.
2.4 Teknik Pencegahan Mutasi
Ada banyak
cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya mutasi, jika seseorang mau
melakukannya khususnya seorang guru dalam pengaturan peserta didik seperti
dijelaskan Imron (2012:156). Cara-cara tersebut seperti:
A. Melakukan
tindakan preventif melalui jaminan
Jika sumber
penyebab mutasi berasal dari diri peserta didik sendiri, maka langkah preventif
yang harus dilakukan adalah memberikan semacam jaminan kepada peserta didik,
bahwa kalau dapat menyelesaikan studi di sekolah tersebut, peserta didik
nantinya akan mempunyai prospek tertentu sebagaimana
lulusan-lulusan lain dari sekolah
tersebut, agar mereka yakin benar dengan kebaikan sekolahnya.
B. Memberikan
bimbingan dan motivasi kepada peserta didik
|
C. Memperbaiki
kondisi sekolah
Jika sumber
penyebab mutasi tersebut berasal dari sekolah, tak ada alternatif lain kecuali
memperbaiki kondisi sekolah. Tentu saja tidak saja sarana dan prasarana fisik
sekolah, melainkan sekaligus kondisi sekolah secara keseluruhan. Disiplin guru
perlu ditingkatkan, proses dan metode belajar pembelajaran dibuat sevariatif
mungkin, fasilitas dan sarana yang ada difungsionalkan dengan baik. Demikian
juga layanan-layanan yang ada di sekolah, diupayakan dapat memuaskan peserta
didiknya.
D. Menjalin
hubungan baik dengan orang tua peserta didik
Jika sumber
penyebab mutasi peserta didik tersebut berasal dari lingkungan keluarga, maka
kerja sama antara sekolah dengan keluarga memang perlu ditingkatkan. Jangan
sampai, hanya karena persoalan sepele saja kemudian anak tidak sekolah atau
mutasi ke sekolah lain. Perlu ada komunikasi yang intens antara
sekolah dan keluarga, sehingga kedua pihak tidak mengalami miscommunication.
E. Memberikan
alasan mengapa ingin melaksanakan mutasi
Adapun, jika
peserta didik memilih alasan untuk mutasi maka hendaknya mereka diberi keterangan
sesuai dengan apa adanya. Tidak boleh dibaik-baikkan atau dijelek-jelekkan.
Sebab, bagaimanapun juga, mutasi ke sekolah lain adalah hak peserta didik
sendiri. Keterangan-keterangan yang lazim diberikan berkaitan dengan peserta
didik yang mutasi misalnya identitas anak, asal sekolah, prestasi akademik di
sekolah, kelakuan dan kerajinan dan alasan-alasan yang bersangkutan mutasi.
Dengan demikian, sekolah yang dituju oleh peserta didik tersebut, mendapatkan
gambaran yang senyatanya mengenai anak tersebut.
F.
|
Bagi sekolah yang akan menerima
peserta didik yang akan mutasi, hendaknya juga meneliti lebih lanjut terhadap
mereka, sebelum menyatakan menerima. Untuk itulah, sekolah harus meneliti
mengenai identitas, kelakuan/kerajinan, prestasi akademiknya, jurusan atau
program asalnya, dan alasan-alasan yang berangkutan mutasi. Peserta didik dapat
diterima tidaknya sekolah tersebut, juga harus didasarkan atas ketersediaan
fasilitas dan kesejajaran sekolah tersebut. Ini sangat penting, karena tidak
mungkin sekolah dapat menerima peserta didik tanpa fasilitas dan menerima
peserta didik yang kemampuannya tidak sejajar dengan teman-teman yang ada di
sekolah tersebut. Sebab kalau ini terjadi, akan memberatkan peserta didik itu
sendiri.
G.
Mencatat mutasi
Dibuat buku mutasi yaitu buku
yang dipergunakan untuk mencatat siswa yang masuk, pindah dan keluar pada
tiap-tiap bulan. Buku ini juga merupakan alat bantu untuk mengisi data mutasi
pada buku induk dan data statistik tentang keadaan siswa di sekolah.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Drop out adalah keluar dari sekolah sebelum waktunya
atau sebelum lulus
A. faktor
–faktor Drop out
1. Dilihat dari
segi tanggung jawab murid itu sendiri
2. Dilihat dari
segi rumah tangga
3. Dilihat dari
segi sekolah
4. Dilihat dari
segi masyarakat
B. Mutasi ialah perpindahan peserta didik dari
kelas yang stu ke kelas yang lain yang sejajar atau perpindahan peserta didik
ke suatu sekolah yang sejenis .
C. Mutasi intrn
ialah mutasi yang dilakukan oleh peserta didik di dalam sekolah itu sendiri.
D. Mutasi
ekstern ialah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain dalam
satu tingkatan .
3.2
Saran
Drop out dan mutasi ini tidak
hanya ditangani oleh pihak sekolah, namun juga perlu adanya persetujuan serta
pertimbangan dari pihak keluarga. Hal tersebut mampu mengoptimalkan peran serta orang tua murid, sehingga
nantinya terdapat suatu kerjasama yang saling menguntungkan dalam menunjang
daya kembang kepada para peserta didik. Dan diharapkan
kepada kita sebagai mahasiswa atau generasi muda agar bisa nantinya mengatur
siswa-siswa dan memahami setiap
masalah siswa agar tidak terjadi Mutasi dan Drop Out.
DAFTAR RUJUKAN
Imron, Ali. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah.
Jakarta: Bumi Aksara.
Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang. 1989. Administrasi Pendidikan.
Malang: IKIP Malang.
Maymunah, Siti. 2013. Manajemen
Kesiswaan. (Online),(http://sitimaymunahborbat.blogspot.com/2013/06/bab-i-pendahuluan-1.html), diakses
16 Desember 2014
Syafitri, Wahida. 2013. Drop Out
(DO) dan Mutasi, (Online),(http://wahidasyafitri.blogspot.com/2013/05/drop-out-do-dan-mutasi.html
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
selamat datang